Monday 13 May 2013

Olahraga Sebagai Suatu Permainan Institusional





Untuk perlakuan olahraga sebagai Instusionalisasi sebagai pertimbangan olahraga suatu entites abstrak. Contoh organisasi dari suatu tim sepak bola seperti yang dijelaskan aturan yang dapat dibahas tanpa referensi untuk anggota dari tim khusus dan hubungan keterkaitan antara anggota tim yang dapat menjadi karakteristik referensi untuk persenalitas yang unit atau untuk penentuan waktu yang khusus. Dalam perlakuan olahraga duatu permainan instusional yang dapat diterima sebagai suatu perbedaan, pola pola indikasi dari struktur budaya dan social yang dikombinasikan kedalam suatu kompositas tunggal elemen dari nilai yang mencakup nilai nilai, norma - norma, saksi, pengetahuan dan posisi social (aturan dan status). Suatu keterkaitan makna dari istilah instutisional yang memerlukan pemahaman gagasan olahraga sebagai pola institusioanl atau blueprint pedoamn organisasi dan penetapan sautu permainan dan dukungan olahraga.
Formulasi dari suatu penerapan aturan untuk sebuah permainan atau sebuah upaya mengenai kejadian khusus tidak hanya konsisten sebagai suatu pola konseptualisasi dalam hal ini. Institusioanalisasi dari suatu penerapan permainan yang mempunyai tradisi aplikasi dan definisi mengenai garis garis pedaoman untuk realisasi kedepan. Terlebih lagi, dalam permainan konkrit suatu kondisi yang sesuai dengan bentuk garis garis pedoman untuk masa yang akan dating. Terlebih lagi dalam memahami penerapan instiusional dalam pengertian sebuah olahraga baseball profesionall yang menjkafi permainan baseball berdasrkan pola institusioanal yang sama dan diantara istilah ini ada taraf institusioanalisasi daan secra empiris sesuai dengan taraf organisasi. Selanjutnya keten tuan empiris membentuk hal tersebut.
Agar situasi pengertian institusi dari olah raga terhadpa berbagai permainan. Diantara permaianan dan olah raga yang menjadi pertimbangan dlam berbagai formulasi dan terorganisir. Adapun non olah raga institusional dalam menentukan karakteristik yang sama terhadap berbagai penentuan olah raga (permainan catur dan pacuan kuda), seperti permainan minoritas dan berbgai kasus dalam permainan olah raga sesuai dengan tingkat permintaan mendemonstrasikan menurut kelayakan fisik.


2.1 Lingkup Organisasi
Aspek organisasi dari olahraga yang dibhas melalui suatu uraian singkat dalam istilah tim, hubungan sponsor dan pemerintah.
a. Team
Kompetisi untuk permainan biasanya dipilih secara spontan dan secara bentuk disesuaikan mengikuti ketentuan kontes. Dalam olhraga bagaimanapun persaingan kelompok secara umum dipilih dengan penanganan, suatu keberpihakan yang susai yang telah dikembangkan melalui stabilisasi organisasi social. Adapun person individual dari suatu organisasi dapt dikembangkan sesuai posisi social atas kelompok lainnya.
Adapun perbedaan kelayakan pada olahraga memperlihatkan suatu taraf dari aturan perbedaan yang ditemukan dalam permainan. Adapun auatu taraf dari aturan perbedaan yang ditemukan dlam permainan, Adapun permainan yanh sering mencakup beberaapa kontestant (seperti choker) contestant yang sering memberikan bentuk aktivitas identik dan memberikan pertimbangan beberapa bentuk aktivitas identik dan memberikan pertimbangan beberapa aturan yang sma sesuai status. Sebaliknya, dalam suatu olahraga jumlah partisipasi (basket ball) biasanya memberikan kombinasi beberapa kinerja aktivitas khusus dlam kelompok yang membedakan aturan aturan permainan. Terlebih lagi konteks spesial dan perbedaan aktivitas dapat di rangkin dalam beberapa ketentuan criteria seperti skill atau prestasi, yang juga mempunyai perbedaan status.
b. Hubungan sponsor
Adapun kelompok social permanen dikembangkan untuk tujuan kompetisi olahraga. Yang biasanya ditemukan dalam olahraga yang rill dari organisasi social yang dikembangkan oleh badan-badan social untuk tim pendukung. Badan sponsor ini mempunyai karakteristik ini secara langsung atau tidal langsun. Kelompok sponsor langsung termasuk sponsor berbagai liga permainan tim baseball, universitas yang mendukung tim santar perubahan tinggi dan urusan bisnis yang menjadi sponsor tim amateur. Organisasi sponsor tidak langsung termasuk sponsor barang olahraga, booster dan berbagai majalah olahraga.
c. Pemerintah
Sementara tipe permainan yang mempunyai norma-norma dan asosiasi sangsi berbagai ragam bentuk yang banyak dikembangkan sesuai kenyataan untuk mengembangkan *institusional formal atau lain dalam menentukan unsure unsure \budaya yang sering diterapkan aturan secara tertulis atau secara spontan dikembangkan untuk memberikan konteks berbagai modifikasi yang sederhana. Contoh, ada beberapa organisasi internbasional yang mendukung berbagai event (seperti komite olimpyade, federasi internasional bangsa bangsa, perserikatan senam internasional ) yang ada di amerika utara secara relatif merupakan organisasi besar yang mengalami perubahan menjadi amatur (asosiasi sekolah tinggi nasional), perserikatan atletik amatur), dan olahraga professional (seperti liga sepak bola nasional, liga hokki nasional).
2.2 Lingkup Teknologi
Dalam setiap olahraga, tercatat perlengkapan material, skill fisik dan badan ilmu pengetahuan yang memerlukan adanya penetapan persaingan yang memberikan perbaikan teknis pada tingkat persaingan. Sementara tipe permainan memerlukan adanya suatu pengetahuan yang masih minimun dan sering dikembangkan oleh skill fisik yang masih rendah dengan perlengkapan bahan olahraga yang sedikit, jenis olahraga yang tidak sesuai dengan bentuk bentuk permainan yang menjadi bentukan dalam membentuk suatu pengetahuan yang besar mengenai olahraga. Tingkat cakupan skill fisik ini memerlukan adanya perlengkapan material. Aspek teknis olahraga diklasifikasikan sebagai intrinsic dan ekstrinsik. Aspek teknologi intrinsic dari suatu olahraga terdiri atas aspek fisik dari skill, yang membetuhkan berbagai perlengkapan yang diperlukan dalam menetapkan suatu konteks perorangan. Contoh, teknologi intrinsic dari sepakbola termasuk a)perlengkapan (lapangan,bola,seragam) b) Pengembangan skill fisik yang diperlukan (berlari melempar, menendang, menahan dan menggundul serta c) pengetahuan (peranan,strategi,norma dll). Contoh unsur-unsur teknologi intrinsic termasuk sepakbola a) skill fisik yang harus dimiliki oleh pelatih, pimpinan pelatihan dan kru dasar, c) pengetahuan yang harus dituntut dari pelatih, tim fisik dan spectator.
a. Lingkup symbolik
Dimensi symbolik dari olahraga termasuk unsur tampilan, pemahaman dan ritual. Hizingga (1995) menyatakan bahwa pemain “….. mempromosikan formasi kelompok social yang cenderung menjadi lingkungan yang secret dan menekankan pada perbedaan dari pemahaman umum yang berbeda atau pemahaman lainnya”. Caillois (1961) mengeritik orientasi ini yang menyatakan keberatan bahwa “pemain cenderung untuk mengubah suatu pengertian misterius”. Ia selanjutnya menyatakan bahwa“ Bila hal itu dirahasiakan, pengemhangan suatu pengisian yang berfungsi saklemental dapat diyakini tidak memainkan peranan bahkan bersifat institusi.
Albeit secara abivalen, itu memungkinkan adanya suatu kesepakatan diantara yang telah menulis. Sebaliknya, pemahaman yang luas dari Huizinga memberikan arti “rahasia “ yang menjadi pemahaman lain, Collins memberikan indikasi bahwa suatu institusi tidak hanya memainkan peranan yang dapat diterima. Tipe pemahaman selanjutnya menyebutkan “pembahasan yang rahasia “ dalam suatu olahraga, untuk keterkaitan dengan banyak bentuk persaingan olahraga dari norma norma yang membedakan aturan perilaku tersebut. Contoh, suatu team sepak bola yang mengijinkan menguasai lapangan praktek atau suatu team yang memberikan batasan akan pentingnya permainan permainan yang harus dikuasai dari permainan yang harus dimainkan secara terpadu.
Suatu pembacaan yang dikembangkan dari Huizinga (1955) memainkan peranan yang menyimpulkan bahwa perlunya suatu pembahasan yang terbaik dalam menampilkan suatu permainan dan suatu ritual. Ini merujuk kepada suatu sample, yaitu “perbedaan dan tampilan tingkat validitas yang menekankan pemahaman” dan menyatakan bahwa bentuk permainan adalah“ suatu konteks yang terkadang memberikan representasi mengenai sesuatu,“penambahan bahwa persentase tampilan makna”. Unsur” yang dialamtkan”catatan yang dikemukakan oleh Huizinga yang memberikan karakteristik tertentu dari kebanyakan olahraga. Kemungkinan yang paling besar dalam pertandingan yang ekstrim yang dipertandingkan adalah bentuk bentuk permainan olahraga.
Veblen menulis. Hal itu perlu mendapat perhatian untuk instansi, didalam memberikan makna perilaku dan permasalahan nyata yang melihat muatan akses dari norma dan tata implementasi suatu imajinasi yang secara serius menanganinya. Beberapa tinjauan histories memberikan penentuan suatu elaborasi dalam penentuan tingkat perubahan yang membutuhkan adanya tingkat pemahaman eksplisit (Veblen,1934: 256).
Suatu tinjauan modern dan perhitungan analitik dari “tampilan” dan tanpa tampilan dalam olahraga yang dikemukakan oleh Stone (1955) yang menyajikan adanya suatu tinjauan yang sesuai dengan permainan yang ditunjukkan dalam melihat suatu komponen yang esensial dari olahraga. Hal tersebut memberikan suatu penilaian bahwa permainan dan tanpa permainan secara terpadu menunjukkan keseimbangan dalam olahraga, dan pertimbangan tersebut secara menyeluruh merupakan unsur spectacular dari olahraga dimana pada professional olahraga Amerika mengembangkannya dalam suatu permainan. Aturan yang diterapkan “termuat” dan terkait dalam berbagai permainan.
Point ini dibuat dalam beberapa cara lain. Spectacular yang dapat memprediksi dan mengembangkan permainan tertentu, suatu permainan yang tidak dapat diprediksi dan tidak dapat ditentukan. Tampilan spectacular adalah tampilan yang sesuai dengan kinerja. Untuk mengembangkan hal tersebut terlihat adanya bentuk sesuai dengan permainan spectacular yang mempunyai fungsi yang dapat dijual dari ketidakpastian permainan (Stonen,1955.hal 98).
Dalam beberapa perilaku yang berbeda para ahli sosiologi, erving Goffman (1961) telah menganalisis faktor faktor ketidakpastian dari suatu permainan dan tampilan permainan. Konsent dasar dari “kesenangan dalam bermain” ia menyatakan bahwa“ ke tidak pastian penanganan cukup memberikan peranan” terhadap keberhasilan permainan yang dikombaninasikan” tanpa tampilan pengenaan sanksi dengan penanganan problematik. Dengan makna tampilan Goffman memberikan arti bahwa“ Permainan dari pemain mempunyai peluang untuk memberikan tampilan atribut yang dapat dinilai. Dalam dunia sosial yang lebih luas, termasuk mengembangkan kekuatan, pengetahuan, intelegensi, penilaian kontrol tersendiri. Dengan demikian, pemahaman Stone tanpa memberikan tampilan signifikan secara spectacular dalam memahami pemahaman secara eksternal dari atribut non relevan terhadap respek kondisi permainan, sementara Goffman memperlihatkan tampilan permainan spectacular secara eksternal menentukan atribut yang relevan.
Konsep lainnya berkaitan dengan tampilan dan keterpaduan yang relevan untuk olahraga yang ritual. Menurut Leach (1964)”Catatan ritual aspek ini menjelaskan perilaku formal yang tidak langsung memberikan konsekuensi teknologi “ritual” yang membedakan dari spectacular nyata secara umum mempunyai unsure-unsur yang lebih besar bersifat dramatis yang lebih serius. Leace menyatakan bahwa “kegiatan ritual yaitu symbolik yang dinyatakan mengenai sesuatu yang memerlukan pemaknaan tujuan”. Adapun ritual tersebut menunjukan suatu ebutuhan yang lebih fair. Secara empiris, ritual dapat dibedakan dari spectacular nyata dan ritual yang menekankan pada suatu sikap yang terpadu terhadap penentuan terhadap arah spectacular. Contoh ritual pada olahraga yang dapat ditangani antara kapten olahraga sebelum bermain dan antara wasit setelah bermain, dan berbagai bentuk bentuk permainan yang banyak dilakukan dalam suatu permainan.
b. Lingkup pendidikan
Lingkup pendidikan berfokus pada aktivitas yang berkaitan dengan transmisi skill dan pengetahuan terpadu. Banyak orang yang tidak memainkan proses pembelajaran dalam mengembangkan suatu permainan dalam bentuk perilaku informal. Mereka belajar mengembangkan suatu permainan dalam bentuk perilaku informal. Mereka belajar mengembangkan skill dan pengetahuan yang berkaitan dengan permainan melalui instruksi sebab akibat atau pengamatan yang berkaitan dengan keterkaitan olahraga. Baik diantara teman atau asosiasi. Sebaliknya, dalam olahraga, skill dan pengetahuan mempunyai kemampuan dalam pengembangan partisipasi actual bagi pemain atau atlet yang sering diperoleh lewat berbagai permainan melalui instruksi formal.
Secara singkat, lingkup pendidikan dari olahraga yang institusional, memerlukan banyak permainan. Suatu alasan untuk situasi ini adalah kenyataan bahwa olahraga memerlukan adanya pengembangan skill fisik (seperti permainan yang sering dilakukan) dan pro efisiensi yang memerlukan dan yang lama dari praktek dan instruksi kualifikasi (sistimatika pelatihan). Akhirnya, akan merujuk keterkaitan instruksional personal dari program olahraga yang memiliki personal tambahan seperti manajer, para ahli fisik dan pelatih situasi yang tidak umum ditemukan dalam permainan.






SUMBER

No comments:

Post a Comment